Jumat, 01 Agustus 2014

menarik napa dalam-dalam

Entah sudah berapa kali aku mengetik menghapus mengetik menghapus dan mengetik lagi dan menghapus lagi judul untuk blog ku kali ini. dan aku juga harus mempertontonkan kegalauan ku menuliskan judul untuk memulai tulisan ini. 

dan aku akan mencoba memulai apa yang sekarang sedang beterbangan di otak ku.

diam sejenak, mencoba memikirkan darimana sifat ambisius ku dimulai. ehmmm, apakah ini karena aku terlahir tidak begitu pintar sehingga aku harus berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi ekspektasi orangtua dan lingkungan ku menjadi pintar?  atau apakah ini naluri anak kedua yang selalu dibandingkan dengan anak pertama?
entahlah
Aku sangat menyukai mengejar sesuatu. Ketika sangat menginginkan sesuatu, aku akan berusaha sekuat tenaga, pemikiran dan waktu untuk mendapatkannya. Dalam semua hal kehidupanku. baik itu asmara, pendidikan dan pekerjaan. Aku menikmati setiap rasa sakit dalam proses perjuangan dan merasakan kepuasan luar biasa ketika mendapatkannya. Ya kepuasan ketika aku mendapatkannya. Tapi ada yang tak kalah penting yang selalu menimpaku. dalam proses perjuangan aku sering sekali lupa bahwa tidak ada pemenang yang abadi. Di dunia ini pertandingan akan selalu ada untuk diperjuangkan tapi tidak ada pemenang yang sama. Aku hanya mempersiapkan diri untuk menang tapi tidak mempersiapkan diri untuk kalah. Tapi bukankah ornag seperti aku yang ambisius memang tidak ditempa menjadi orang yang mampu kalah. Penerimaan kekalahan hanya virus yang akan dilahap oleh antobodi tubuhku ketika dia mencoba meringsek masuk. Antibodi yang sungguh jahat. Ketika dia sedang memakan virus tersebut, aku akan meringkuk dalam kekecewaan, bersimbah air mata dalam kepedihan. dan sering sekali prosesnya begitu panjang sampai aku lupa cara menjadi pejuang lagi. bagaimana bangkit kembali, bagaimana bersinar dan melangkahi semua tantangan.
dan hampir 30 tahun menjalani ini.

Aku dikelilingi oleh sahabat yang menganut kesederhanaan dalam menjalani hidup. Mereka yang selalu melakukan yang terbaik dalam setiap apa yang dilakukannya. Mereka yang sangat mempercayai bahwa Tuhan telah merencanakan yang terbaik dalam hidup mereka. i called them surrender people.

dan kini mereka telah mendapatkan apa yang juga ku ingin kan dalam hidup ini dan di usia ini.
mereka semua mempunyai karir yang cemerlang , mereka mempunyai seseorang yang mereka cintai dan mencintai mereka, dan bahkan beberapa keinginan tertier yang kuidam-idamkan datang dengan sendirinya ke dalam hidup mereka.

menarik nafas dalam-dalam....

Apakah aku harus meneruskan sikap ambisius ku atau apakah aku harus merubah karakter dan menjadi surrender people?

Waktu yang akan menjawab.